Teroris Keluar Masuk Markas BIN?

Teroris Keluar Masuk Markas BIN?
Teroris Keluar Masuk Markas BIN?
Keganjilan kedua, selalu saja aparat kepolisian tidak berhasil menangkap Noerdin . "Dia dikejar setelah lari. Ini ada apa?" ujarnya. Kalau mau serius, mestinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan kepada Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Kepala BIN Syamsir Siregar untuk cepat menangkap Noerdin M Top. "Presiden mestinya menegaskan, ‘kalau tidak tertangkap saya pecat Kapolri dan Kepala BIN’. Jangan ditangkap menunggu saat yang tepat," cetusnya.

Keganjilan ketiga, gambar yang ditayangkan rekaman CCTV menunjukkan bahwa kamera CCTV bergerak mengikuti langkah pelaku pemboman. "Selama ini, yang saya tahu, kamera CCTV itu statis. tapi ini kok bisa tengok kanan kiri. Apa ada handycam? Ini harus dipertanyakan," sergahnya berapi-api. Dia menyatakan, sikap negara tidak jelas dalam mengatasi terorisme. "Ini proyek terorisme, bukan proyek untuk mengatasi terorisme," imbuhnya.

Keempat, sore hari setelah ada peledakan bom, Presiden SBY malah memerankan dirinya sebagai juru bicara Kapolri. Dia menduga ada orang-orang di sekeliling presiden yang memberikan informasi di luar prosedur. "Sehingga presiden tak fokus ke bom tapi lebih ke politis," ujarnya. Akibatnya presiden kuwalahan sendiri menghadapi penilaian publik atas pidatonya itu.

Ketua Moderate Muslim Society, Zuhairi Misrawi yang juga hadir sebagai pembicara diskusi berharap jangan sampai terjadi 'perselingkuhan' antara teroris dengan negara. Kalau ini benar terjadi seperti diduga Umar Abduh, katanya, maka Indonesia bisa seperti Pakistan dan Afganistan yang setiap saat terjadi peledakan bom yang berbau politis. "Negara jangan bermain-main dengan gerakan ini. Teroris itu penjahat, bukan justru dirangkul dan bahkan digunakan untuk politisasi," ujarnya. Dia juga menanggapi pernyataan Umar. "Kalau ada kelompok teroris yang keluar masuk BIN, itu harus dijelaskan," ujarnya.

JAKARTA -- Polemik seputar peledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009 terus berlanjut. Penulis buku 'Di Balik Bom Kuningan',

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News