Terpaksa Revisi RUU Kesehatan

Terpaksa Revisi RUU Kesehatan
RUU - Barack Obama saat RUU Kesehatan pertama kali dibicarakan bersama politisi Demokrat beberapa waktu lalu. Foto: Internet.
Argumen tersebut dipaparkan Pelosi di hadapan Obama dalam rapat tertutup bersama Ketua Senat Mayoritas Harry Reid dan Ketua DPR Mayoritas Steny Hoyer. "Presiden memang memanggil tiga tokoh Demokrat untuk membahas perkembangan pembahasan RUU Kesehatan," konfirmasi salah seorang Jubir Gedung Putih, Bill Burton, seperti dilansir Agence France-Presse.

Sebenarnya, Demokrat masih punya cara lain untuk menggolkan RUU Kesehatan tersebut. Jalurnya pun tetap melalui senat, dan tidak memerlukan dukungan mayoritas 60 suara. Yakni, lewat prosedur rekonsiliasi. Hanya dengan 51 suara, Demokrat bisa mewujudkan reformasi kesehatan versi mereka. Tapi, Demokrat tetap harus berkompromi dengan kubu Republik pada beberapa pasal inti. Sayangnya, prosedur tersebut membutuhkan dana yang besar dan cenderung tidak dilirik.

Kekalahan Martha Coakley dalam pemilihan Senator Massachusetts, Selasa (19/1) waktu setempat, benar-benar telah mengacaukan agenda politik Demokrat. RUU Kesehatan yang menjadi prioritas utama Obama dan jajaran pemerintahannya terancam gagal terwujud. Selain tidak mungkin memenangkan mayoritas dukungan senat dan belum tentu diloloskan DPR AS, pembahasan RUU Kesehatan itu juga akan kembali memakan waktu lama.

"Saya rasa, tidak ada lagi prioritas utama. Yang ada hanya dua atau tiga prioritas," ujar Senator Chuck Schumer. Rencananya, para petinggi Demokrat di Senat AS dan DPR akan merumuskan ulang RUU Kesehatan tersebut. Sebelum meleburnya menjadi satu versi, masing-masing level akan menggodok lebih dulu rumusan yang baru. Selanjutnya, rumusan baru yang lebih solid itu baru akan dimintakan persetujuan dari Obama. (hep/ami)

WASHINGTON - Indikasi bakal gagalnya reformasi sistem kesehatan kian menguat. Setelah kehilangan suara mayoritas di senat, Partai Demokrat melirik


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News