Tertawa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Setelah Kim Jong Il meninggal, kekuasaan Korea Utara diteruskan oleh sang putra, Kim Jong Un, sampai sekarang.
Sama seperti bapaknya, Kim Jong Un memerintah dengan tangan besi. Selama sepuluh tahun pemerintahan Jong Un nyaris tidak ada perbedaan apa pun dengan pemerintahan sebelumnya.
Korea Utara tetap menjadi negara pariah yang dijauhi oleh negara-negara lain, termasuk tetangga terdekatnya Korea Selatan. Satu-satunya negara yang mau berteman dengan Korea Utara adalah China.
Sungguh tidak terbayangkan hidup di negara seperti Korea Utara. Mungkin, di dunia ini hanya Korea Utara satu-satunya negara yang melarang orang tertawa, dan mengancamnya dengan hukuman penjara.
Itulah kondisi negara tanpa demokrasi. Bahkan hak rakyat yang paling dasar, seperti merasa senang dan tertawa, dikontrol dan dilarang.
Membuat lawakan yang mengundang tawa bisa membawa celaka. Membuat joke mengenai negara dan aparatnya bisa kena ancaman penjara.
Beruntunglah mereka yang masih bisa tertawa di mana-mana, termasuk di Indonesia. Tertawa menjadi sesuatu yang mahal. Membuat lawakan mengenai polisi tidur pun terancam penjara. Membuat mural yang lucu-lucu pun bisa terancam pidana.
Indonesia bukan Korea Utara. Semua sepakat tanpa debat.
Presiden Jokowi berkali-kali menegaskan komitmennya terhadap demokrasi. Demokrasi macam apa yang dibayangkan Jokowi?
- Menantu Jokowi Jadi Kader Gerindra dan Mau Maju Cagub Sumut, Andreas PDIP: Itu Urusan Dia
- Bobby Nasution Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab dan Kemandiriannya Ada di Dia
- Bobby Nasution Bergabung dengan Gerindra, Simak Pernyataan Jokowi
- 'Tangan Dingin' Wishnutama Pukau Mata Dunia dalam Acara World Water Forum
- Jokowi Bakal Langsung ke Lokasi Bencana Galodo Sumbar
- Hadir di World Water Forum ke-10, Presiden Jokowi Ajak Dunia Wujudkan Tata Kelola Air Berkelanjutan