The Little Soeharto

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

The Little Soeharto
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo

Sebenarnya ada nuansa negatif juga dalam julukan yang disandang Mahathir itu, tetapi secara keseluruhan julukan itu memberi reputasi positif kepada Mahathir.

Mahathir mendapat julukan itu karena sikapnya yang tegas terhadap Barat. Nasionalisme Mahathir sangat cadas sehingga terkadang dianggap chauvinistis dan agak ekstrem. Mahathir tidak pernah canggung membela bangsa Melayu bumiputra dengan berbagai kebijakan affirmative action yang tegas.

Mahathir sangat kritis terhadap perangai bumiputera orang-orang Melayu di Malaysia. Dalam bukunya ‘’The Malay Dilemma’’ Mahathir mengritik bumiputera Melayu sebagai orang-orang yang malas dan mempunyai daya karsa lemah.

Dengan posisi budaya semacam itu bumiputera Malaysia tidak akan bisa bersaing dengan warga Malaysia lain yang minoritas seperti China, India, dan Eropa.

Mahathir tidak segan membuat kebijakan affirmative actions yang memberi privilese kepada bumiputera untuk bisa bersaing dengan kelompok ras lainnya. Orang-orang bumiputera diberi kemudahan kredit usaha, beasiswa pendidikan, dan beberapa privilese sosial lainnya.

Kebijakan ini diaggap diskriminatif, tetapi Mahathir tidak peduli.

Menurutnya, bangsa Melayu ketinggalan jauh dari warga China dan Eropa, dan karena itu mereka tidak akan bisa bersaing secara bebas dan terbuka. Karena itulah maka pemerintah harus turun tangan membantu bumiputera dengan berbagai bantuan sosial dan ekonomi.

Dengan kebijakan ini pelan-pelan warga bumiputera Malaysia bisa mengalami mobilitas sosial ke atas sejajar dengan warga minoritas lain.

Ada yang menyebut rezim sekarang ini sebagai neo-orba, tetapi belum ada yang menjuluki Jokowi The Little Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News