TIK Dinilai Mampu Atasi Kesenjangan Pendidikan

TIK Dinilai Mampu Atasi Kesenjangan Pendidikan
TIK Dinilai Mampu Atasi Kesenjangan Pendidikan
YOGYAKARTA - Penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh diyakini dan dijamin dapat mengurangi kesenjangan akses pendidikan yang hingga kini belum merata. Sekjen Depdiknas Dodi Nandika, yang mewakili Mendiknas dalam acara pembukaan Symposium on Open, Distance, and E-Learning (ISODEL) 2009 mengatakan, TIK mempunyai potensi besar dalam upaya perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan. TIK juga disebutkan memungkinkan terjadinya proses belajar efektif, menyediakan akses pendidikan untuk semua, serta memfasilitasi terjadinya proses belajar kapan dan di mana saja.

"Pemanfaatan TIK untuk memperluas layanan pendidikan, tidak terbatas bagi siswa yang ada di kelas. TIK juga membuka akses terhadap cakrawala sumber belajar yang kaya di dunia maya, untuk menjadikan setiap orang sebagai pembelajar yang dapat belajar sepanjang masa, serta pembelajar untuk pembangunan berkelanjutan," terangnya, Rabu (9/12).

Dodi menjelaskan, sejauh ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan kesenjangan itu. Salah satunya katanya, ialah dengan memanfaatkan TIK secara optimal untuk perluasan akses, peningkatan mutu, serta peningkatan tata kelola dan akuntabilitas pendidikan.

"Pemerintah menyadari pentingnya pemanfaatan TIK dalam upaya pembangunan pendidikan di Indonesia. Karena itu, program ini masuk menjadi salah satu program prioritas di Depdiknas," ujarnya, yang menambahkan bahwa program ini ada dalam program 100 hari Mendiknas dalam bentuk penyediaan konektivitas untuk 17.500 sekolah.

YOGYAKARTA - Penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh diyakini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News