Time Ungkap Kekerasan Pada Wanita Afghanistan

Time Ungkap Kekerasan Pada Wanita Afghanistan
Foto: Time.com
Akhir tahun lalu, Aisha dieksekusi. Ia dinyatakan bersalah lantaran berusaha lari dari wilayah kekuasaan Taliban. Aisha dinikahkan oleh ayahnya pada usia 16 tahun. Dia lalu diboyong ke keluarga besar suaminya di Provinsi Oruzgan. Menurutnya, seluruh anggota keluarga suaminya adalah anggota Taliban. "Saya menghabiskan dua tahun tinggal bersama mereka. Hidup seperti seorang tahanan," kisahnya. Dia lantas mencoba lari ke Kandahar. Apa daya, Aisha akhirnya tertangkap.

   

Keluarga suaminya yang malu atas kejadian tersebut, membawa Aisha ke pengadilan Taliban. Hakim memvonis hukuman potong hidung dan telinganya. Dia dieksekusi di sebuah pegunungan di Oruzgan. Saat hukuman dilaksanakan, tangan dan kaki Aisha dipegang oleh kakak iparnya. Dengan bantuan sang kakak, suaminya memutilasi hidung dan kedua telinganya menggunakan pisau. Sang suami akhirnya meninggalkannya karena berharap Aisha tewas.

Menurut Aisha, wanita di bahwa kekuasaan Taliban diberlakukan sedikit lebih baik daripada binatang. Karena itu, kini ia mencemaskan rekonsiliasi yang tengah digalang Presiden Hamid Karzai dengan kaum Taliban.

Momen penerbitan majalah itu memang pas dengan ancaman Taliban yang akan memotong hidung dan telinga warga sipil, yang dicurigai membocorkan rahasia mereka kepada musuh, terutama pasukan keamanan. (cak/dos)

KABUL - Afghanistan masih belum sepenuhnya lepas dari berbagai kekerasan yang menimpa kaum yang lebih lemah. Pada wanita, misalnya. Edisi paling


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News