Tlupak Malam Jumat di Makam Bupati yang Ditembak Belanda

Tlupak Malam Jumat di Makam Bupati yang Ditembak Belanda
Patok, juru kunci makam Tumenggung Brotonegoro di Desa Nglarangan, Kecamatan Kauman, Ponorogo. Foto: Deni Kurniawan/Radar Ponorogo/JPNN.com

Sambil terus berjalan, bibir Patok tak henti berkisah tentang siapa itu Tumenggung Brotonegoro. Sejatinya, salah satu Bupati Ponorogo itu bukan merupakan penduduk Desa Nglarangan.

‘’Tumenggung Brotonegoro itu asli Polorejo, maka dari itu beliau biasa dijuluki Bupati Polorejo,’’ ujar ayah tiga anak itu.

Lantas, bagaimana ceritanya Tumenggung Brotonegoro bisa dimakamkan di puncak bukit Gombak, Desa Nglarangan? Patok menyebut penjajah Belanda menjadi penyebabnya.

Kala itu, sempat terjadi peperangan antara Tumenggung Brotonegoro beserta penggawanya melawan Belanda. ‘’Membantu Pangeran Diponegoro yang waktu itu melarikan diri ke Ponorogo,’’ ungkapnya.

Dua kali pertempuran itu terjadi di bumi reyog. Kali pertama, Tumenggung Brotonegoro beserta prajurit yang membantu Pangeran Diponegoro berhasil memukul mundur penjajah.

Namun, Belanda kala itu malah meminta bantuan ke Surakarta. Mendapat tambahan kekuatan, Ponorogo kembali diserang penjajah. ‘’Akhirnya kalah,’’ kata suami almarhumah Mistun itu.

Tumenggung Brotonegoro dan prajuritnya kocar-kacir diserang Belanda. Tidak terkecuali Tumenggung Brotonegoro sendiri yang terkena tembak di badannya.

Tumenggung Brotonegoro melarikan diri dengan menungganggi kudanya hingga ke Desa Nglarangan. ‘’Perang saat itu terjadi di daerah Badegan,’’ kata Patok.

Sang juru kunci makam Tumenggung Brotonegoro masih memegang teguh apa yang dipesankan leluhurnya. Tiap malam Jumat, makam mesti diberi nyala lampu tlupak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News