Trading Bitcoin Jangan Ikut-ikutan, Harus Pakai Data!

jpnn.com, JAKARTA - Muhammad Kurnia Bijaksana, pendiri Komunitas Crypto Legend Indonesia mengatakan, membeli dan menjual (trading) Bitcoin jangan karena ikut-ikutan.
Dia menyatakan cara yang benar ialah menggunakan data lewat analisis teknikal.
"Tanpa menggunakan data, trading justu bumerang. Bukan untung yang didapat, tetapi malah buntung," kata Kurnia dalam ‘Pelatihan Trading Aset Kripto’ yang digelar secara daring oleh Blockchainmedia bekerja sama dengan Chainsightnews, baru-baru ini.
Kurnia mengungkapkan analisis teknikal alias charting, setidaknya membantu investor dan trader, apakah harga aset sudah tepat untuk dibeli atau dijual.
"Kalau kita tidak punya ilmunya, maka sama halnya kita adalah korban 'pump-pump'," kata Kurnia, mengacu pada kabar-kabar yang sengaja disebarkan untuk meningkatkan harga aset kripto tertentu, dengan dasar dan alasan yang sering tak utuh.
Menurut Kurnia, ada sejumlah prinsip dasar dalam analisis teknikal, untuk memprediksi harga di masa depan, berdasarkan asumsi, bahwa “sejarah seringkali berulang”.
Hal lainnya, analisis teknikal menggunakan metode probabilitas. Artinya, hasil dari analisis hanya berkemungkinan besar, bukan selalu tepat dan pasti.
Hasil analisis teknikal juga selayak peta untuk mengarungi pasar. Dia bukanlah seperti nasihat ampuh apalagi selayak 'wahyu'.
Trading Bitcoin jangan karena ikut-ikutan dan harus menggunakan data lewat analisis teknikal.
- Kuartal II 2025, Harga Bitcoin Diprediksi Makin Melejit
- Raih Lisensi Regulation D, PBOGA Percepat Ekspansi Pasar Kripto Global
- Mengenal Nonce dan Mining Difficulty dalam Penambangan Bitcoin
- Lampaui Amazon dan Google, Bitcoin Kini Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia
- Harga Bitcoin Tembus Rp1,56 Miliar, CEO Indodax Ajak Masyarakat Mulai Mengubah Pola Pikir
- Ethereum & USDT Berkontribusi Signifikan pada Pertumbuhan Ekosistem Kripto di Indonesia