Trauma Gas, Kembali ke Kayu Bakar

Trauma Gas, Kembali ke Kayu Bakar
Trauma Gas, Kembali ke Kayu Bakar
NGAWI - Rentetan kasus meledaknya tabung gas kemasan 3 kilogram yang merenggut korban jiwa di beberapa daerah, ikut mengundang kecemasan sebagian warga Ngawi. Tak ingin mengalami nasib serupa, sebagian mulai beralih kembali ke kompor minyak tanah (mitan).

Partini, warga Jalan Brawijaya misalnya, untuk sementara waktu menghentikan pemakaian elpiji 3 kilogram. Ia beralih menggunakan kompor minyak tanah seperti sebelum ada program konversi. ''Ya takut. Lihat berita di mana-mana ada tabung gas meledak, khawatir juga,'' katanya.

Kekhawatiran Partini bisa dimaklumi. Pasalnya, nyaris tiap pecan ada kasus meledaknya tabung gas yang menelan korban jiwa yang diberitakan berbagai media. Bahkan, dua minggu terakhir, tragedi mbledhos-nya tabung elpiji terjadi beruntun. Dia menyayangkan sejauh ini belum ada penanganan serius dari satuan kerja terkait. Termasuk melakukan sosialisasi penggunaan elpiji yang benar dan aman. ''Kalau ingat ada korban, langsung membuat saya syok. Tak ada sosialisasi sejak diberlakukannya konversi,'' ungkapnya.

Namun, beralih ke kompor minyak tanah bukan berarti lepas dari permasalahan. Harga bahan bakar jenis itu yang melambung tak urung membuat pengeluaran membengkak. Saat ini, harga minyak tanah di pasaran menembus Rp 8 ribu per liter. ''Itu saja kami kesulitan mendapatkannya. Kalau toh ada paling hanya beberapa liter,'' tuturnya. (dip/isd)
Berita Selanjutnya:
Sumbar Butuh 263 Bidan Desa

NGAWI - Rentetan kasus meledaknya tabung gas kemasan 3 kilogram yang merenggut korban jiwa di beberapa daerah, ikut mengundang kecemasan sebagian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News