Trump Bakal Akui Jerusalem Ibu Kota Israel
jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump seperti tak pernah lelah memprovokasi masyarakat negara lain untuk membencinya.
Setelah sukses memancing kemarahan Inggris lewat video provokatif yang disebarkannya, Trump sekarang berencana mencari masalah dengan negara-negara muslim.
Dia sedang mempersiapkan pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Rencananya, pengakuan itu dilakukan pada Rabu (6/12) mendatang.
Namun, masih belum pasti siapa yang akan mengutarakannya. Antara Trump atau wakilnya, Mike Pence, yang akan melawat ke Israel pertengahan bulan ini.
Langkah tersebut pasti memicu kemarahan Palestina. Sebab, mereka sejak lama berencana menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara.
Saat ini, Jerusalem terbagi menjadi dua, yaitu Jerusalem Barat dan Timur. Saat perang Israel-Arab pada 1948–1949, negara yang kini dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu itu berhasil menguasai Jerusalem Barat.
Israel menguasai dan menduduki Jerusalem Timur dalam perang Timur Tengah yang berlangsung pada 1967. Pendudukan itu tidak diakui secara internasional.
Selama ini, negara-negara di dunia tidak pernah memberikan pengakuan bahwa Jerusalem adalah ibu kota Israel. Para presiden sebelum Trump juga menegaskan bahwa urusan ibu kota harus ditetapkan dalam negosisasi perdamaian antara Israel dan Palestina.
Selama ini, negara-negara di dunia tidak pernah memberikan pengakuan bahwa Jerusalem adalah ibu kota Israel
- YKMI: Kami Berharap Gerakan Dukung Kemerdekaan Palestina Menyebar ke Penjuru Indonesia
- Catch Kill
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain
- Indonesia Punya UMKM, Modal Kuat Perekonomian untuk Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah
- Israel Bebas Membantai di Gaza, Negara-Negara Arab Pertanyakan Fungsi PBB