Trump Bakal Akui Jerusalem Ibu Kota Israel

Trump Bakal Akui Jerusalem Ibu Kota Israel
Donald Trump. Foto: AP

Namun, pemerintah AS berdalih bahwa redaksional pernyataan tersebut akan diupayakan tidak memicu amarah. Ada pertimbangan bahwa selain mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel, mereka memasukkan pernyataan bahwa Palestina nanti tetap bisa menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibu kota.

”Bagaimana pernyataan itu dikeluarkan sangatlah penting,” ujar David Makovsky, pengamat politik di Washington Institute for Near East Policy.

Dia menegaskan, memperhalus pernyataan dengan memisahkan Jerusalem Timur dan Barat tidak akan terlalu berdampak. Kemarahan dan kericuhan akan tetap terjadi.

Hal senada diungkapkan pejabat senior di Center for a New American Security Ilan Goldenberg. Menurut dia, risiko adanya protes yang meluas di Timur Tengah terbuka lebar. Gedung-gedung diplomatik milik AS akan menjadi sasaran.

Mike Pence yang berencana melawat ke Israel dan Mesir untuk membahas masalah keamanan Iran dan negosisasi damai Israel-Palestina juga tidak luput dari sasaran protes.

Rencana pengakuan itu dibahas dalam rapat penasihat keamanan di Gedung Putih pada Senin (27/11). Trump yang awalnya direncanakan hadir dalam rapat selama 15–20 menit malah ikut hingga sekitar satu jam.

Pembahasan utama dalam rapat tersebut adalah jadi atau tidaknya memindahkan kantor Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Jerusalem. Pemindahan itu merupakan janji kampanye Trump saat mencalonkan diri sebagai orang nomer satu di AS.

”Belum ada keputusan yang dibuat untuk masalah (pemindahan) itu,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert pada Kamis (30/11).

Selama ini, negara-negara di dunia tidak pernah memberikan pengakuan bahwa Jerusalem adalah ibu kota Israel

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News