Warga Bebas Masuk Areal Stasiun

Warga Bebas Masuk Areal Stasiun
Warga Bebas Masuk Areal Stasiun
Hal senada disampaikan salah seorang warga Bedeng lainnya, Deni. Dia mengatakan, wilayah stasiun yang terbuka mesti diantisipasi dengan melakukan pengamanan optimal dari manajemen PT KAI stasiun Rangkasbitung. Tiap malam, petugas keamanan hanya nongkrong di depan pintu masuk stasiun dan tidak pernah terlihat memantau ke spoor 6,7, dan 8. Wajar saja, jika kemudian terjadi peristiwa kebakaran seperti ini dan yang paling lucu, mereka tidak tahu penyebabnya. Bahkan, pada saat kejadian warga tidak melihat mereka ada di lokasi.

“Kami sibuk memadamkan api dan berhasil melepas beberapa rangkaian kereta api . Saat itu, kami tidak melihat seorangpun petugas dari piket di stasiun Rangkasbitung,” ungkapnya.

Katanya,    malam itu Deni baru saja masuk ke dalam rumah. Namun, sekira pukul satu lebih ada teriakan dari warga tentang kebakaran. Deni, langsung bergegas keluar rumah dan berbondong-bondong mengikuti warga berlari kea rah stasiun. Tiba di stasiun, Deni melihat asap tebal dan di gerbong 5 spoor 4 dia melihat api cukup besar. Setengah jam kemudian, atau sekira pukul 2.00, 2 unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi, namun sayang api sudah membesar. Ditambah lagi, mesin mobil pemadam kebakaran matiu dan tidak dapat digunakan. Setelah diperbaiki, mesin tersebut dapat digunakan dan berhasil mengendalikan api di wilayah stasiun bagian timur.

“Saya tidak mengerti, dalam waktu singkat api cepat menjalar ke rangkaian gerbong kereta api yang ada di spoor yang lain. Walaupun, saya akui angin yang berhembus pada waktu itu cukup besar,” tambah Deni.

RANGKASBITUNG – Kebakaran rangkaian gerbong kereta api di stasiun Rangkasbitung pada Senin (11/10) dini hari, masih menyisakan banyak misteri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News