Wisata Danau Toba akan Dikelola seperti United States National Park Service

Arief Yahya meyakini, Danau Toba itu legendaris. Di balik air danau yang tenang itu, menyimpan sejuta cerita, dari yang mistik sampai ilmu geologi yang ilmiah. Dua-duanya punya daya pikat yang luar biasa, dan akan menjadi story line yang sangat kuat sebagai atraksi.
“Jadi, soal Atraksi, Danau Toba tidak perlu diragukan lagi,” ungkap lulusan Teknik Elektro Telekomunikasi, ITB itu.
Karena itu, biarlah Badan Otorita nanti yang akan mengurus sampai hal-hal yang paling detail. Pola single management ini sebenarnya bukan cara baru, juga bukan temuan baru.
Benchmarking dari banyak pengelola kawasan geopark pariwisata yang sukses di seluruh dunia, juga menggunakan konsep ini. CEO harus satu orang dan berkuasa penuh, tidak boleh diintervensi oleh siapapun, apalagi kepala daerah yang selama ini saling berseberang.
Arief mencontohkan Yellow Stone National Park, kaldera terbesar di benua Amerika yang pertama kali dijadikan objek wisata taman nasional di dunia. Daya tariknya adalah grand canyon of Yellowstone dan Grand Prismatic Spring. Tahun 2014, jumlah wisman yang masuk ke sana, 3 juta orang. Event terbesar adalah sepeda atau cycling tour.
“Manajemennya satu, yakni United States National Park Service. Hanya satu saja!” tegas Arief Yahya.(dkk/jpnn)
JAKARTA - Presiden Jokowi sudah menetapkan 10 Destinasi Prioritas di pariwisata. Ide membangun "10 Bali Baru" itu pun diterjemahkan Menpar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- IADO Siap Dukung Kesuksesan Kejuaraan Dunia Sambo Usia Muda dan Junior 2025
- Budayakan K3, Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan Platinum dan 1 Emas di Ajang WISCA 2025
- Setuju RUU Perampasan Aset, Ketum PNKT: Persulit Koruptor Sembunyikan Harta
- Sosok Almarhum Gus Alam, Kader Muda PKB Penggerak Kiai di Jateng
- Soal Menteri Salah Bicara, Prabowo: Natalius Pigai, Maklumlah
- Sosialisasi MBG di Tulungagung, Legislator Ajak Masyarakat Wujudkan Indonesia Emas