Yakin Masih Ada Tsunami saat Malam, Pilih Tidur di Hutan
Selasa, 02 November 2010 – 07:07 WIB
Dusun itu adalah salah satu di antara enam dusun dan satu desa yang belum tersentuh bantuan secara memadai. Para warga di sana hanya diberi bantuan secukupnya. Itu pun tersendat-sendat. Itu terjadi karena laut sangat tidak bersahabat dan badai masih mengelilingi Pulau Pagai. Dusun-dusun di pulau tersebut, antara lain, Dusun Bulasat, Limu, Mapinang, Pororogat, Munte, Mapopu, Maunai, dan Pororogat.
Titik-titik itu tidak mudah dijangkau. Tiga kali upaya Jawa Pos untuk menembus gelombang laut sia-sia karena boat menolak melanjutkan perjalanan. Badai dan gelombang setinggi rata-rata 6 meter menyertai perjalanan menuju Eru Paraboat. Sedikitnya 25 kali kapal wartawan diterpa ombak dan nyaris terbalik. Alasan itulah yang membuat distribusi bantuan tersendat.
Laut di Kepulauan Mentawai memang ditetapkan memiliki ombak terbaik ketiga setelah Hawaii dan Tahiti. Kepulauan Mentawai berada pada jarak 150 km di lepas pantai Pulau Sumatera. Kabupaten seluas 601 kilometer persegi tersebut didiami 64.235 jiwa yang sebagian besar adalah warga asli.
Kepulauan Mentawai terdiri atas 213 pulau dengan empat pulau utama, yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan. Beribu kota di Tua Pejat, Kabupaten Mentawai terbagi menjadi empat kecamatan dan 40 desa.
Gempa 7,2 skala Richter (SR) yang memicu tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin lalu (25/10), merupakan bencana dengan penanganan tersulit
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor