Yon Koeswoyo Keturunan Ningrat, tak Membeda-bedakan Teman

Yon Koeswoyo Keturunan Ningrat, tak Membeda-bedakan Teman
Keluarga dan kerabat saat pemakaman Yon Koeswoyo di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Usia Hari dengan almarhum Yon Koeswoyo memang terpaut sangat jauh, 20 tahun. Sehingga kenangan Hari bersama sang maestro banyak dirajut ketika Yon berkunjung ke Tuban.

Tiap kali mudik ke Bumi Wali, julukan Kota Tuban, hampir pasti Yon selalu menjujuk rumah Hari. Hari mengaku terakhir bertemu Yon di Tuban pada 2015.

Dan tiap kali berada di kota kelahirannya itu, Yon selalu mengajak ke tempat kuliner ayam panggang.

”Yang selalu dipesan tiap ke Tuban ayam panggang sama minum legen,” kenang Hari yang mengaku tak sempat melayat ke Jakarta.

Dari Koes Bersaudara ke Koes Plus, ada proses evolusi yang cukup panjang. Hanya Yon (vokal dan gitar pengiring) serta sang kakak Tonny (keyboard, gitar melodi, dan vokal) yang terus bertahan. Formasi terbaik Koes Plus dari periode 1969 sampai 1987 terdiri atas Tonny, Yon, Yok, dan Murry.

Yon pula yang terus mengibarkan panji Koes Plus sepeninggal Tonny pada 1987 dan setelah Yok serta Murry tak aktif lagi karena alasan kesehatan.

Vokal khasnya juga sangat identik dengan Koes Plus meski semua personel sebenarnya juga turut menyumbangkan karya dan suara.

Tak mengherankan kalau kemudian begitu banyak fans Koes Plus yang turut mengantarkan Yon ke peristirahatan terakhir di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, kemarin.

Yon Koeswoyo lahir dari keturunan ningrat. Namun dia dan saudara-saudaranya dikenal sebagai sosok-sosok yang ramah, tidak membeda-bedakan teman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News