Zaytun Jas

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Jas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di salat subuh ini masjid tidak penuh. Ada empat baris panjang santri laki-laki: tiap santri berjarak 1 meter. Tidak ada yang aneh. Salat subuh biasa. Tanpa qunut.

Baca Juga:

Para santri wanita berjajar jauh di belakang. Juga sudah berpakaian pramuka yang ditutup mukena. Jumlahnya kurang lebih sama. Salat berjamaah lima waktunya pun seperti itu. Tidak ada wanita yang di depan laki-laki.

Selesai salat ada wiridan sebentar. Lalu ada pelajaran bahasa. Santri laki-laki berkumpul di kiri lantai masjid. Perempuan di kanan. Saya tidak bisa melihat pelajaran ini. Saya harus bersiap-siap senam dansa gaya Disway.

Sambutan Al Zaytun ternyata antusias. Mereka senang santrinya diajak senam Sabtu pukul 06.00 itu.

Saya, istri, Nicky, dan Kang Sahidin jadi pemandu senam. Pemanasannya pakai lagu Mandarin. Tiga lagu. Lalu masuk ke gerak medium impact dengan lagu Cinta SMA.

Para santri tidak hanya ikut bergerak, tetapi juga serentak ikut mendendangkan lagunya. Rupanya lagu itu sangat populer di kalangan anak SMA.

Berikutnya mulai gerak yang lebih dinamis. Pakai lagu India, Arab disco, lagu Barat, rock 'n roll, dangdut, koplo, dan ditutup dengan gerak jenaka lagu chicken dance. Satu jam penuh. Nonstop.

Saya lihat presiden santri Al Zaytun ikut senam. Wanita. Cantik dengan 4i. Asal Sukadana, Lampung. Namanyi: Shabrina Tifa Azzahra binti Yuni Faizal. Baru dua kali ini presiden santri dijabat perempuan. Yang pertama sekitar 6 tahun lalu.

Saya lihat presiden santri Al Zaytun ikut senam. Wanita. Cantik dengan 4i. Asal Sukadana, Lampung. Namanyi: Shabrina Tifa Azzahra binti Yuni Faizal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News