Zaytun Jas

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Jas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sejak dulu presiden santri dipilih secara demokratis. Mirip pemilu negara.

Prosesnya unik: tahap pertama, 80 santri dengan nilai terbaik jadi calon presiden. Tidak peduli laki-laki atau perempuan.

Dari 80 calon itu, tiap santri memilih dua nama calon laki-laki dan dua nama calon dari perempuan.

Terpilihlah 8 calon laki-laki dan 8 calon perempuan. Lalu 16 calon tersebut tampil di forum santri. Mereka mengajukan program. Lalu dibuka perdebatan antarcalon.

Setelah debat, setiap santri diminta menuliskan dua nama calon laki-laki dan dua nama calon perempuan. Itu untuk menentukan 4 calon laki-laki dan 4 calon perempuan pilihan mereka.

Delapan calon ini diajukan ke dalam Pemilu akhir. Untuk dipilih salah satu: jadi presiden.

Pemilunya pakai kartu suara beneran. Pakai bilik suara beneran. Pakai kotak suara plastik yang transparan. Lalu dihitung dengan dua cara: manual dan digital. Saling kontrol.

Selesai senam para santri bergegas ke asrama. Pukul 08.00 mereka masuk kelas ekstrakurikuler. Saya sendiri bergegas mandi. Pukul 08.00 menghadiri acara wisuda sarjana. Sekalian memberikan pidato wisuda.

Saya lihat presiden santri Al Zaytun ikut senam. Wanita. Cantik dengan 4i. Asal Sukadana, Lampung. Namanyi: Shabrina Tifa Azzahra binti Yuni Faizal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News