Okky Madasari, Melawan Korupsi dengan Sastra

Merangkai Fiksi dari Praktik Korupsi Sehari-hari

Okky Madasari, Melawan Korupsi dengan Sastra
Okky Madasari.
Selama ini, kampanye pemberantasan korupsi selalu diidentikkan dengan menggelandang koruptor ke bui. Tapi novelis Okky Madasari tak sepenuhnya setuju dengan anggapan itu. Ia justru ingin melawan korupsi melalui sastra.


===================
  Pram Susanto, JPNN
===================

BARU-baru ini, Okky meluncurkan novel berjudul '86' yang menjadi novel kedua sejak alumnus jurusan ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menekuni profesi sebagai penulis. Sebelumnya, Okky pernah merilis novel berjudul 'Entrok' pada April 2010 lalu. 

Entrok yang mengangkat tema keberagaman keyakinan dan kesewenang-wenangan militer pada masa Orde Baru, banyak dipuji terutama aktifis perempuan. Namun lewat novel '86' yang diterbitkan salah satu sebuah penerbit terkemuka di tanah air, Okky justru berkisah tentang patgulipat suap dan korupsi dengan tokoh utama juru ketik di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. 

Judul 86 memang teramat singkat. Namun di kalangan aparat, sandi 86 sudah begitu populer. Artinya kurang lebihnya adalah "tahu sama tahu".

Selama ini, kampanye pemberantasan korupsi selalu diidentikkan dengan menggelandang koruptor ke bui. Tapi novelis Okky Madasari tak sepenuhnya setuju

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News