73 Desa di Sampit Terancam Banjir

73 Desa di Sampit Terancam Banjir
73 Desa di Sampit Terancam Banjir
SAMPIT – Intensitas hujan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus meningkat. Hasil evaluasi dan pemetaan rawan bencana Dinas Sosial (Dinsos) Kotim, sedikitnya 73 desa sangat berpotensi alias terancam banjir jika hujan terus meningkat. Puluhan desa yang tersebar di sejumlah kecamatan tersebut sebagian besar berada di bantaran sungai, sehingga sangat rawan diterjang banjir akibat luapan air sungai. Masyarakat dan seluruh aparatur desa diminta siaga dan segera melaporkan ke kecamatan atau kabupaten jika terjadi banjir.

“Daerah rawan banjir tersebut merupakan langganan banjir yang terjadi hampir setiap tahun, namun, dengan ketinggian air yang berbeda-beda. Seperti di Pantai Harapan, tahun lalu banjirnya sangat parah karena warga desa terpaksa harus mengungsi,” kata Kepala Bidang Bantuan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kotim, Yunus kepada Radar Sampit (JPNN Grup).

Dari data Dinsos, desa yang rawan banjir tersebut tersebar di 9 kecamatan, diantaranya, Antang Kalang 21 desa, Bukit Santuai 14 desa, Mentaya Hulu 13 desa, Parenggean 8 desa, Cempaga Hulu 7 desa, Cempaga 4 desa, Telawang 3 desa, Mentaya Hilir 2 desa, dan Kecamatan Kota Besi 1 desa.

Meski daerah rawan mencapai puluhan desa, kata Yunus, hingga kemarin belum ada laporan terjadinya bencana banjir meski curah hujan sudah meningkat dalam beberapa hari terakhir ini. Namun, ada sejumlah warga yang datang ke Dinsos mempertanyakan mekanisme penyaluran bantuan jika terjadi banjir. “Kalau banjir, harus ada laporan secara tertulis dari daerah banjir dan kami pada prinsipnya akan menindaklanjuti dengan menyalurkan bantuan atau mengirim Tagana,” jelasnya.

SAMPIT – Intensitas hujan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus meningkat. Hasil evaluasi dan pemetaan rawan bencana Dinas Sosial (Dinsos)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News