Abu Vulkanis Gunung Agung tak Boleh Diremehkan, Ini Buktinya

Abu Vulkanis Gunung Agung tak Boleh Diremehkan, Ini Buktinya
Suasana di kawasan Pura Pasar Agung Karangasem yang berjarak 1 km dari Gunung Agung,Tanaman yang mati akibat hujan abu yang mengandung zat belerang. Foto: RAKA DENNY/JAWA POS

Karena itu, abu tersebut belum berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan pesawat dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Demikian pula pesawat yang hendak terbang dan mendarat di Lombok.

Meski demikian, sebaran abu vulkanis tidak boleh diremehkan. Sebab, daya rusaknya cukup tinggi. Buktinya, sejumlah tanaman yang berada di sekitar Gunung Agung rusak.

Berdasar pantauan Jawa Pos di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, hutan pinus yang berjarak sekitar 7,5 kilometer dari puncak gunung tersebut rusak.

Tumbuhan lain seperti bambu serta produk pertanian mati. Penyebabnya, hujan abu terjadi ketika letusan akhir bulan lalu.

Bukan hanya Desa Pempatan, kondisi serupa tampak di Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Sejumlah tanaman mati setelah dihinggapi abu vulkanis.

Alhasil, masyarakat tidak hanya wajib mengungsi, tapi juga harus rela kehilangan sebagian mata pencaharian.

Bahkan, tidak sedikit yang mesti merelakan ternaknya habis. ”Bebek saya tinggal satu ekor. Tadinya 16 ekor,” ungkap Nengah Artana, warga desa.

Data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali pukul 18.00 Wita kemarin, kenaikan jumlah pengungsi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan dua hari lalu (6/12).

Gejolak yang terjadi di dalam tubuh Gunung Agung belum selesai. Gejolak tersebut juga mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan kawah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News