Aduh, Mengapa Sesama Honorer K2 jadi Begini?

Aduh, Mengapa Sesama Honorer K2 jadi Begini?
Korwil PHK2I Jatim Eko Mardiono, Koordinator PHK2I DKI Jakarta Nur Baitih, dan Ketum PHK2I Titi Purwaningsih (kiri ke kanan). Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Koordinator Wilayah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Jawa Timur Eko Mardiono yang mendesak agar pengangkatan PPPK (Pegawal Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dibatalkan, masih menimbulkan pro kontra.

Banyak honorer yang protes dengan pernyataan Eko. Namun, tidak sedikit pula yang mendukung.

Koordinator Daerah PHK2I Jember Susiyanto terang-terangan menolak pernyataan Eko.

Dia menilai pernyataan tersebut memprovokasi honorer K2 yang sekarang mulai melihat peluang menjadi aparatur sipil negara (ASN), yakni menjadi PPPK.

"Kenapa harus bilang dibatalkan?. Mestinya kita bantu dorong agar tahap I segera diangkat agar dibuka lagi tahap II. Sementara ini, PPPK yang menjadi peluang bagi honorer K2 menjadi ASN," kata Susiyanto kepada JPNN.com, Senin (20/7).

Dia melanjutkan, sampai detik ini 51 ribu honorer K2 yang telah dinyatakan lulus PPPK nasibnya terkatung-katung.

Bahkan setelah dinyatakan lulus PPPK mereka tidak lagi mendapatkan honor dari sekolah.

Karena itu, pernyataan pengurus forum yang meminta pemerintah membatalkan penerbitan NIP dan SK PPPK, sungguh sesuatu yang menyesakkan dada.

Silang pendapat antarsesama Hononer K2 masih terjadi terkait pernyataan Eko Mardiono soal PPPK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News