Akhirnya, PHDI Restui Jalan Layang

Soal Kondtroversi Jalan Layang yang Dianggap Tabu di Bali

Akhirnya, PHDI Restui Jalan Layang
Akhirnya, PHDI Restui Jalan Layang
Dirinya siap berdebat dengan siapa saja yang mau mempersoalkan rencana tersebut. ''Siapa yang protes, saya siap debat mempertahankan pendapat saya ini. Namun mesti dengan landasan dan dasar yang jelas, bukan suryak siu. Dalam masalah seperti ini ayo cari jalan yang terbaik," tantang Wiana.

Soal melasti, tegas Wiana tidak ada masalah seperti disebutkan dalam lontar Siwa Sidanta. ''Bunyi teksnya begini, yan sampun roras guli tan keneng paran-paran. Artinya, di atas 12 guli atau 25 cm, tidak ada apa-apa, tidak masalah. Tidak leteh, pretime lewat nggak masalah. Tuhan ada di mana-mana. Jangan pemikiran kita terkotak. Orang Pedanda Made Sidemen, Sanur mesulub tidak masalah," tegasnya.

Namun jika ada perasaan umat kurang enak, kenapa tidak melintas di jalur jalan layang saja. Tentu nantinya dirancang agar mengakomodasi kepentingan melasti dan sebagainya. ''Semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Kalau ada kekhawatiran, tentu juga ada jalan keluarnya," tuntas Wiana.

Seperti diwartakan sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan masalah kemacetan Bandara-Nusa Dua dan Bandara-Simpang Dewa Ruci sudah sangat parah. Namun satu-satunya jalan keluar dengan jalan layang, karena tidak bisa lagi melebarkan jalan ke samping. (art/aj/jpnn)
Berita Selanjutnya:
DPRD Gagas Hak Angket

DENPASAR - Jalan layang yang seakan tabu di Bali, mulai mendapatkan lampu hijau dari lembaga umat tertinggi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)


Redaktur & Reporter : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News