Alex Noerdin, Hasan Aminuddin, dan Saiful Ilah

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Alex Noerdin, Hasan Aminuddin, dan Saiful Ilah
Alex Noerdin. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sangat mungkin bahwa Saiful tidak mengetahui malam itu ada orang yang membawa upeti. Sangat mungkin juga Saiful tidak tahu siapa saja yang memberinya upeti pada hari-hari lain sebelumnya.

Semua berjalan normal menjadi habitus yang mulus, tidak terlihat ada praktik janggal dalam setor-menyetor upeti itu.

Saiful Ilah menjadi sosok yang tepat untuk menggambarkan profil orang kuat daerah. Orang-orang kuat semacam ini menjadi raja besar di daerahnya.

Selama ini orang menjulukinya sebagai sebagai raja kecil di daerah, padahal sebenarnya, dalam praktik, dia adalah raja besar di daerah.

Saiful menjadi wakil bupati selama sepuluh tahun. Lalu menjadi bupati sepuluh tahun. Sebelum menjadi pejabat dia adalah pengusaha tambak yang sudah dikenal sebagai tuan tanah. Setelah menjadi penguasa daerah tradisi tuan tanah itu masih terus berlangsung.

Saiful sudah menyiapkan anaknya untuk melanjutkan dinasti politik. Namun, terlambat. Sebelum anaknya bisa di-install menjadi bupati, Saiful sudah keburu dicokok KPK.

Sekarang Saiful mendekam di penjara dan masih menunggu sidang lanjutan perkara korupsi lainnya. Ia bisa menghabiskan sisa umurnya belasan tahun di penjara.

Alex Noerdin juga punya rekam jejak politik yang kurang lebih sama dengan orang-orang kuat di berbagai daerah lain. Selama sepuluh tahun menjadi gubernur, Alex terlihat begitu powerful dan full power. Alex sangat berani mengambil langkah-langkah terobosan besar. Ia membangun infrastruktur daerahnya, dengan memancing anggaran dari pusat melalui proyek-proyek nasional maupun internasional.

Ada kesamaan Alex Noerdin, Hasan Aminuddin, dan Saiful Ilah. Apa itu? Ini kata Cak Abror.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News