Anjing Laut Itu Tidur Pulas

Catatan Dani Nur Subagiyo, Cape Town

Anjing Laut Itu Tidur Pulas
NIKMAT - Wartawan Jawa Pos, Dani Nur Subagiyo, menikmati calamari di tepi pantai dengan ditemani burung camar. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
Dari Chapman's Peak Drive, saya mampir ke sebuah restoran bernama Mariner's Wharf. Restoran yang dihiasi bendera beberapa negara kontestan Piala Dunia itu berada tepat di pinggir laut. Banyak burung camar yang beterbangan kesana-kemari di sekeliling restoran. Di depan restoran, terdapat enam meriam peninggalan Belanda dengan posisi acak, tapi tidak berjauhan satu sama lain.

Saya memesan ikan goreng calamari. Jika di Surabaya, calamari umumnya berupa cumi-cumi yang ditaburi tepung lalu digoreng. Tapi, calamari di restoran ini rasanya seperti ikan kerapu, hanya isinya lebih banyak dan lembut serta durinya lebih besar. Calamari disajikan dengan kentang goreng hangat dan saus tomat. Rasanya gurih dan nikmat, apalagi menyantap sambil duduk di bebatuan di pinggir laut ditemani camar.

Setelah menikmati calamari, spot ketiga atau tujuan terakhir saya adalah pelabuhan Hout Bay. Pelabuhan ini dikenal paling sibuk di Provinsi Western Cape. Pelabuhan itu banyak menghasilkan ikan snoek (ikan yang banyak terdapat di kedalaman laut Cape), cumi-cumi, dan udang. Sebagian hasil laut itu di jual di toko-toko dekat pelabuhan, sebagian lainnya dikirim ke kota.

Sore hari itu banyak kapal yang sudah bersandar di pelabuhan seusai melaut. Di dekat dermaga, tampak sekumpulan anjing laut berenang kesana-kemari. Salah satu di antaranya baru saja ditangkap dan dibiarkan tergeletak begitu saja. Anjing laut dengan panjang 2,45 meter dan berat kurang lebih 400 kg itu tidur pulas sampai-sampai diam saja ketika saya pegang.

CAPE Town punya banyak pemandangan indah dekat laut. Salah satunya Hout Bay di sisi barat kawasan Cape Peninsula (Tanjung Cape). Karena tidak ada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News