Gunung Agung Erupsi

Asalkan Masih Bersama-sama, Kabar Buruk pun Tidak Masalah

Asalkan Masih Bersama-sama, Kabar Buruk pun Tidak Masalah
Ngurah Ma (bertopi) di Pengungsian Bajar Pringalot, Rendang Karang Asem Bali. FOTO: SAHRUL/JAWAPOS

Keyakinan itu lahir dari cerita kakek-nenek mereka. Bahwa pasca Gunung Agung meletus 54 tahun lalu, butuh lebih dari setahun untuk bisa memulai menatap hidup di tempat asal.

Karena itu, Ngurah Ma dan keluarga siap sejak jauh hari. Dimulai dari bunyi bahaya terdengar, mereka sudah tahu.

Ketika melangkahkan kaki untuk mengungsi, mereka akan sangat lama meninggalkan rumah. Bisa setahun, bisa juga lebih.

Tidak heran, walau harus lama berada di lokasi pengungsian, raut wajah Ngurah Ma dan keluarganya tetap tampak bahagia.

Misalnya, yang terlihat malam kemarin. Saat Jawa Pos juga dikenalkan oleh Ngurah Ma kepada keluarganya.

Di antara anggota keluarga yang sudah tertidur pulas, mereka berkumpul. Ngobrol santai untuk berbagi cerita. Termasuk soal perkembangan terbaru Gunung Agung.

Apa pun bunyinya mereka terima. Asalkan masih bersama-sama, kabar buruk pun tidak masalah bagi mereka. (*/c5/ttg)


Pidada yang ketika itu berusia 12 tahun tak mungkin lupa karena bertepatan dengan itu, Gunung Agung meletus.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News