Bawa Tujuh Senpi, Pendeta Ditangkap

Bawa Tujuh Senpi, Pendeta Ditangkap
Bawa Tujuh Senpi, Pendeta Ditangkap

Kepada Jawa Pos, Agus mengaku mengenal Otto saat masih sekolah kependetaan. Otto menginap di rumahnya sejak Minggu (21/11). Rencananya, Otto akan naik kapal dari Pelabuhan Tanjung Perak ke Manokwari pada Senin (22/11). "Karena tidak ada kapal dan kasihan, akhirnya dia saya belikan tiket pesawat," kata Agus.

Menurut Komandan Satgaspam Juanda Kapten Suaidi, setibanya di Surabaya, Otto mengaku bertemu seorang pria dari Semarang bernama Arum di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. Kepada Otto, Arum menitipkan senpi rakitan. "Otto mengaku sudah dua tahun kenal Arum," kata Suaidi. Untuk membawa barang titipan itu, Otto menerima uang Rp 350 ribu.

Otto diantar sopir Agus saat mengambil senpi rakitan itu pada Senin malam. Agus mengaku tidak tahu sama sekali ke mana Otto pergi saat itu. Setahu Agus, Otto pergi menemui temannya untuk mengambil barang titipan. "Kepada saya, dia juga bilang barang itu onderdil motor," kata Agus.

Komandan Lanudal Juanda Kolonel Laut (Pelaut) Supranyoto saat konferensi pers mengatakan, senpi rakitan itu memiliki revolver cukup besar, yaitu 12,7 milimeter. Senapan yang digunakan untuk menembak manusia, paling besar biasanya hanya 6 milimeter. Namun, revolver senpi rakitan itu tidak memiliki ulir, sehingga peluru yang ditembakkan tidak akan melesat sambil berputar sebagaimana senpi biasa. "Jarak tembaknya juga tidak jauh," kata Supranyoto.

SIDOARJO -  Upaya penyelundupan tujuh pucuk senjata api rakitan ke Papua berhasil digagalkan tim gabungan bandara Juanda kemarin (23/11). Tim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News