Cegah Desa jadi Sarang Radikalisme dan Narkoba

Cegah Desa jadi Sarang Radikalisme dan Narkoba
Tampak Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa (kedua kanan), Staf Ahli Menteri Bidang Politik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Yuni Poerwanti (kanan), Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kemendes Johozou M. Yoltuwu (ketiga kanan) dan Ketua Panitia Pelaksana Rakernas, Marinus Apau pada acara Rakernas Pemuda Katolik di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. FOTO: Friederich Batari/JPNN.com

jpnn.com - LAMANDAU – Staf Ahli Menteri Bidang Politik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Yuni Poerwanti mengharapkan peran pemuda dapat melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan dan politik untuk mencegah desa menjadi tempat radikalisme dan narkoba.

“Pemuda lintas agama seperti Pemuda Katolik bisa melakukan kerja sama dengan pemuda dari kelompok lain untuk membangun toleransi antara agama, cegah radikalisme dan narkoba. Pemuda harus menjadi pelopor pembangunan di desa,” tegas Yuni Poerwanti saat Seminar Nasional dalam rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Katolik tanggal 19-22 April 2016 di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.

Sementara Pj. Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo dalam sambuatan tertulis dibacakan Staf Ahlinya Berlin Sawal mengatakan bahwa organisasi kepemudaan seperti Pemuda Katolik dapat menjadi wadah untuk melahirkan sumber daya pemuda lokal yang mandiri dan berdaya saing.

“Ada beberapa strategi yang digunakan untuk mewujudkan hal ini, yakni pertama mengintensifkan kegiatan-kegiatan kepemudaan di semua lapisan masyarakat, di mana dengan memaksimalkan pelibatan pemuda dari semua lapisan pada sebuah kegiatan akan menghadirkan rasa kebersamaan dan kesadaran dalam diri masing-masing guna membangun daerah dan masyarakatnya,” terang Hadi.

Kedua, lanjut Hadi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan intelektual kaum muda serta mengintensifkan pelatihan-pelatihan yang mampu mendongkrak kapasitas kompetensi pemuda.

“Ketiga, yang tak kalah penting adalah memaksimalkan fungsi dan peran partisipasif aktif atau kemitraan antara pemuda dengan Pemuda Katolik dengan pemerintah dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Pemerintah dan organisasi kepemudaan harus melakukan program yang sinergi dengan kepentingan masyarakat di semua lapisan,” ungkap Hadi.

Sedangkan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa mengatakan salah satu poin Nawacita Jokowi-JK adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Karena itu, pemerintahan Jokowi-JK giat membangun desa dengan menggelontorkan banyak anggaran ke desa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News