Cerdiknya Indonesia Atasi Pragmatisme Malaysia

Cerdiknya Indonesia Atasi Pragmatisme Malaysia
Cerdiknya Indonesia Atasi Pragmatisme Malaysia
Tenggara masih mengalami masalah perbatasan. Masalah keamanan perbatasan tidak hanya bersifat militer tetapi juga politik, ekonomi, sosial, dan ekologis.

Beberapa contoh masalah lintas batas tersebut meliputi penyelundupan barang, obat dan manusia;  transit tenaga kerja dan teroris;  illegal logging serta illegal fishing, penyebaran uang palsu, bajak laut dan perompakan. (Coba saja diteliti dan inventarisasi kasus-kasus di lapangan. Siapa yang paling banyak dan cenderung menjadi pelaku illegal?).

Untuk itu perlu kesiapan negara-negara anggota ASEAN serta kesiapan atas berbagai konsekwensi bagi negara-negara anggota termasuk Indonesia. Paling utama ialah kesiapan mental. Kesiapan mental untuk Indonesia bisa berbeda dari kesiapan mental untuk Malaysia. Sebab, mental Indonesia dalam kawasan ASEAN harus mental leader, pengayom, pelopor, dan ’’ibu pertiwi’’. Jadi, energi kemarahan rakyat Indonesia yang terusik, mari kita salurkan kepada kecintaan dan membangun Indonesia, jangan mau terpancing dan terkecoh dengan artikulasi diplomasi politik Malaysia. Indonesia memang jauh lebih berarti bagi dunia internasional. (*)

*Penulis adalah Ketua Institut Reformasi Birokrasi

PRESIDEN  RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidatonya untuk menyikapi persoalan Indonesia-Malaysia pada 1 September 2010. Pidato


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News