Cerita Dahlan Iskan Pergi Tahlilan Meninggalnya Tionghoa Kaya, Mualaf Berpengaruh di Surabaya

Cerita Dahlan Iskan Pergi Tahlilan Meninggalnya Tionghoa Kaya, Mualaf Berpengaruh di Surabaya
Dahlan iskan saat tahlilan meninggalnya Lim Xiao Ming (Herman Halim). Foto: Disway.id

Lim Xiao Ming atau Herman Halim meninggal dunia dalam usia 70 tahun setelah dirawat di Singapura.

Dia punya leluhur di Fuqing. Satu kampung dengan Alim Markus dan konglomerat terbesar Indonesia Liem Sioe Liong.

"Saya kenal lama dengan Herman Halim, puluhan tahun. Sejak kantor kami sama-sama di Jalan Kembang Jepun," ungkap Dahlan.

Dahlan menyebut Herman dahulu sering menjadi sumber pemberitaan bagi wartawan Surabaya, ketika mendiang menjabat ketua Persatuan Bank-bank Swasta Nasional Surabaya.

Herman juga menjadi ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya –sekarang menjadi Universitas Hayam Wuruk.

Ketika Alim Markus mendirikan Bank Maspion, Herman Halim diminta menjadi direktur utama bank itu. Sampai meninggalnya.

"Sebenarnya dia akan pensiun tahun ini. Bukan saja sudah berumur 70 tahun, tetapi juga karena bank itu sudah dijual. Dibeli bank swasta dari Thailand," tulisan Dahlan.

Konon, proses pembelian itu tidak mudah, tetapi akhirnya selesai pada bulan lalu. Alim Markus dapat untung banyak. Herman Halim pun bisa mengakhiri pengabdiannya dengan baik.

Dahlan Iskan menulis cerita saat diundang tahlilan meninggalnya Lim Xiao Ming (Herman Halim), Tionghoa kaya sekaligus mualaf berpengaruh di Surabaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News