Demi Capai 12 Juta Pengunjung Menpar Jajaki E-Commerce Alibaba

Demi Capai 12 Juta Pengunjung Menpar Jajaki E-Commerce Alibaba
Ilustrasi Alibaba. Foto: BBC

Sebagai perusahaan yang berangkat dari travel konvensional, Ctrip sudah memiliki network yang solid dan jumlahnya ribuan, baik dengan hotel, pesawat, sampai ke wisata.

“Pola Baidu dan Ctrip saya sebut dari kiri ke kanan. Dari look, book, ke pay,” ungkap Menpar. Berbeda sejarahnya dengan Alibaba group, yang bergerak dari arah berlawanan. Yakni, dari kanan ke kiri. Alibaba berangkat dari commerce, atau pay, lalu membangun platform online travel agent (OTA) dengan nama New Alitrip Travel Brand, sejak Oktober 2014. 

Alibaba sendiri, juga berkolaborasi dengan Ctrip pada paket-paket yang belum dimiliki oleh Alitrip. Tetap saja ada irisan, ketika orang membuka Alibaba lalu mencari paket yang belum tersedia di Alitrip, maka system bisa masuk ke Ctrip, yang sudah memiliki paket lebih lengkap.

Maka looknya menggunakan Alibaba, book dan pay-nya bisa menyeberang ke platform Ctrip. Dalam bisnis, itu biasa terjadi. Borderless. 

Menerobos melalui pintu mana saja. “Karena itu, saya minta Alibaba untuk cepat merumuskan cara yang paling konkret, untuk merebut pasar China, yang tahun 2015 lalu lebih dari 110 juta outbond tourism. Yang masuk ke Indonesia hanya 1 persen saja? Terlalu kecil, untuk ukuran atraksi yang ditawarkan Wonderful Indonesia,” kata Arief Yahya.

James van Zorge pun menjanjikan Minggu depan konsep itu akan dipresentasikan kembali ke Kementerian Pariwisata. Alibaba itu perusahaan seperti bukalapak.com, atau blibli.com di Indonesia. Tetapi sizenya super besar dan mengambil positioning terbesar di pasar China.

Semacam mal atau pasar yang menjual apa saja kebutuhan orang, baik barang maupun jasa. Mereka punya program 11-11, setiap tanggal 11 bulan November, membuat semacam bazar, great sales, pesta diskon yang dipromosikan jauh hari sebelumnya.

Alibaba menawarkan konsep itu kepada Kemenpar, untuk produk tour and travel. Tetapi menurut Arief Yahya, program yang tahun lalu mencapai rekor transaksi terbesar dan terbanyak di dunia itu masih lama, November. “Saya butuh lebih cepat, kalau perlu Mei sudah bisa mengejar, Hari Buruh yang juga hari libur di China. " ungkap Arief.(dkk/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News