Glock 17, Senjata Andal Karya Perekayasa Tak Paham Pistol

Glock 17, Senjata Andal Karya Perekayasa Tak Paham Pistol
Senjata genggam atau pistol Glock 17. Foto: glock.com

Pada awal 1980-an, Gaston yang menjalankan bisnis kecil di bidang produksi pisau dan bilah untuk tentara Austria berinisiatif merancang pistol yang taktis, ringan, dan andal. Dia bertanya kepada menteri pertahanan Austria saat itu apakah perusahaannya bisa ikut bersaing dalam pengadaan pistol baru itu.

Ternyata menteri pertahanan Austria memberi lampu hijau untuk Gaston. Pria yang buta akan pistol itu pun membeli senjata genggam Baretta 92F buatan Italia, Sig Sauer P220 (produksi Swiss-Jerman), CZ75 (dari Ceko), serta Walther P-38 dan P-1 andalan Jerman di Perang Dunia II.

Gaston secara tekun mempelajari berbagai pistol itu. Dia meneliti bagaimana pistol bekerja dan cara mendesainnya.

Tentu saja pendiri Glock Ges.m.b.H itu berkonsultasi dengan para ahli senjata genggam, termasuk meminta saran tentang pistol masa depan yang dibutuhkan militer. Ternyata tentara Austria menginginkan pistol berkapasitas amunisi lebih banyak ketimbang Walther P-38 yang hanya delapan peluru. 

Selain itu, Bundesheer membutuhkan pistol yang enteng dengan berat kurang dari 28 ons, berdesain ramping, dan tarikan pelatuk enteng yang ajek. Masih ada syarat lain, yakni bagian-bagian pistol tidak boleh lebih dari 40. 

Akhirnya, setelah melakukan berbagai uji coba dan pengembangan beberapa tahun, Gaston membuat pistol rancangannya dan mematenkannya pada 30 April 1981.

Pada 19 Mei 1982, Gaston menyerahkan empat sampel pistol buatannya ke Bundesheer. 

Pistol yang kemudian dikenal dengan Glock 17 itu langsung mengalahkan kandidat lain.

Glock 17 menjadi perbincangan karena disebut-sebut sebagai senjata yang digunakan Bharada E dalam baku tembak dengan Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News