Istana Pelajari Usul Bapak Kesejahteraan

Dianggap Bagian Manuver Politik Dasamuka Golkar

Istana Pelajari Usul Bapak Kesejahteraan
Istana Pelajari Usul Bapak Kesejahteraan
JAKARTA - Istana Kepresidenan masih berhati-hati dalam menanggapi usul pemberian gelar Bapak Kesejahteraan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden telah mengetahui usul tersebut, termasuk penolakan dari sebagian kalangan. Namun, presiden memilih tidak mengomentari dulu usul itu.

"Tentu dari Bapak Presiden belum ada komentar mengenai hal itu. Bapak Presiden sudah mendengar hal itu, termasuk tanggapan-tanggapan dari beberapa pihak," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Jakarta kemarin (15/8).

Julian mengatakan, pihak istana masih harus mempelajari usul tersebut. "Kami juga harus tahu kriteria-kriterianya," katanya.Usul pemberian gelar Bapak Kesejahteraan kepada SBY dilontarkan Cides (Centre for Information and Development Studies). Di antara lima mantan presiden, ada dua orang yang mendapat gelar kehormatan secara resmi. Mereka adalah Soekarno yang digelari Pahlawan Proklamator dan Soeharto yang diberi predikat Bapak Pembangunan.

Direktur Eksekutif Cides Ricky Rahmadi saat ini tercatat sebagai Wasekjen DPP Partai Golkar. Adakah kepentingan Golkar di balik wacana gelar bapak kesejahteraan bagi SBY? "Saya lebih mencium aroma agenda politik pribadi Ricky dan Cides," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi.

JAKARTA - Istana Kepresidenan masih berhati-hati dalam menanggapi usul pemberian gelar Bapak Kesejahteraan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News