Italia Tutup Gara-Gara Corona, Tak Ada Pembeli, Penjara Rusuh

Italia Tutup Gara-Gara Corona, Tak Ada Pembeli, Penjara Rusuh
Catania Centrale, salah satu stasiun utama di Italia, sepi setelah corona. Foto: REUTERS/Antonio Parrinello/aww.

Pemerintah juga memerintahkan bioskop, teater, dan museum berhenti beroperasi, sementara pertokoan dan restoran masih diizinkan buka asalkan pemilik menjamin pengunjung dapat menjaga jarak setidaknya satu meter.

Seluruh restoran dan bar wajib tutup pada pukul 06:00 sore, sementara resort ski di wilayah Pegunungan Alpine diperintahkan tutup. Namun, transportasi publik tetap bisa digunakan di seluruh wilayah Italia.

Kebijakan yang diumumkan pada akhir pekan lalu menyebabkan sebagian besar jalan di Milan, sepi pada Senin (9/3). Banyak toko-toko dan kafe tutup. Meskipun beberapa buka, tak ada pembeli datang ke toko.

"Tidak ada siapa pun. Saya tidak pernah melihat suasana seperti ini," kata seorang penjaga toko di pusat perbelanjaan Rinascente, Milan.

Aturan itu paling berdampak pada sejumlah penjara dengan kelebihan kapasitas di Italia. Kebijakan baru pemerintah menyebabkan waktu kunjungan dihentikan sementara sehingga menyulut kerusuhan antartahanan.

Akibat bentrok, tujuh tahanan tewas, demikian informasi dari Kementerian Hukum Italia.

Kebijakan baru pemerintah itu telah menelan biaya besar bagi perekonomian, padahal Italia berada di ambang resesi. Aturan itu diyakini jadi beban berat bagi Italia, negara dengan tingkat utang terbesar kedua di Eropa setelah Yunani.

Bursa di Milan kembali turun 11 persen, Senin, setelah sempat turun sekitar 17 persen sejak virus mewabah di Italia utara. Akibatnya, kinerja saham di Milan jadi yang terburuk dibandingkan dengan pasar saham negara-negara lain di kawasan.

Saat jumlah korban tewas lantaran virus corona terus meningkat, Italia pun tutup.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News