Juan Carlos Jadi Raja Spanyol Terakhir?

Juan Carlos Jadi Raja Spanyol Terakhir?
PENUH SKANDAL: Raja Spanyol melambaikan tangan pada pada upcara penghormatan kepada Santo Hermenegildo di Madrid awal pekan lalu. (Sergio Perez/Reuters)

’’Carlos memang minta maaf secara terbuka kepada publik atas segala perbuatan buruknya itu. Tapi, popularitasnya telanjur anjlok sekitar 30 persen,’’ terang Stan Veuger, pengamat politik ekonomi Eropa, dalam kolom yang ditulis untuk The National Interest. Karena pamornya semakin pudar, Carlos memutuskan untuk turun takhta.

Sebagai satu-satunya anak lelaki Carlos, Felipe berhak mewarisi takhta. Paling cepat, suami Letizia Ortiz tersebut naik takhta pada 18 Juni mendatang. Namun, menjadi raja tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi Carlos meninggalkan banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Mulai soal Catalona, wilayah di Spanyol yang paling vokal menentang monarki, sampai angka pengangguran pemuda yang tinggi.

Selain itu, Carlos meninggalkan citra yang tidak baik tentang kerajaan. Khususnya citra dalam bidang ekonomi. Salah satunya adalah kebiasaan keluarga kerajaan yang hidup mewah. Mulai gemar berpesta hingga berbelanja barang mahal. Padahal, fasilitas yang mereka gunakan itu dibiayai uang rakyat.

’’Tahun ini kerajaan kembali memangkas anggaran. Ini terjadi selama sekitar empat tahun terakhir,’’ jelas The Telegraph dalam laporannya beberapa waktu lalu. Carlos, menurut kabar, sengaja memangkas anggaran demi menarik simpati rakyat. Anggaran EUR 9,4 juta (sekitar Rp 150,9 miliar) dipangkas menjadi sekitar EUR 7,78 juta (sekitar Rp 124,6 miliar) pada tahun ini.

Selama tiga tahun berturut-turut, gaji Carlos pun dibekukan pada nominal EUR 140.519 atau sekitar Rp 2,25 miliar. ’’Tapi, raja mendapat uang hadir yang jumlahnya tidak sedikit. Yakni, EUR 152.233 atau sekitar Rp 2,4 miliar,’’ lanjut The Telegraph. Biaya pembelian pakaian dan aksesori lainnya, menurut koran Inggris itu, juga diambilkan dari uang hadir tersebut.

Gaji raja dan anggota kerajaan Spanyol yang lain sempat memantik kontroversi. Apalagi raja dan para penghuni istana tetap menerima gaji dan uang hadir meski tidak menjalankan fungsi politik apa pun. Tahun lalu anggaran kerajaan tersedot untuk membiayai operasi Carlos. Kerajaan harus mengeluarkan dana sampai EUR 165.189 atau sekitar Rp 2,6 miliar untuk membayar biaya tiga kali operasi Carlos di klinik pribadi.

Meski memiliki pendapatan yang cukup besar dari uang hadir dan uang saku, para penghuni istana tidak menganggarkan pengeluaran rumah tangga. Salah satunya adalah biaya listrik kerajaan. Sampai sekarang, biaya listrik ditanggung negara. Tetapi, pemerintah berhak memberlakukan pajak penghasilan kepada Carlos dan seluruh keluarganya. (thenationalinterest/thetelegraph/wallstreetjournal/hep/c14/kim)

Raja Spanyol Juan Carlos I mengumumkan akan menyerahkan takhta kepada Putra Mahkota Felipe awal pekan lalu. Di kerajaan lain, itu bisa jadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News