Ketenaran Berpotensi Petaka bagi Bocah-Bocah Moo Pa

Ketenaran Berpotensi Petaka bagi Bocah-Bocah Moo Pa
Anggota tim sepak bola junior Moo Pa yang sempat terjebak selama dua pekan di dalam gua menjalani karantina di rumah sakit Chiang Rai, Thailand. Foto: Reuters

jpnn.com, MAE SAI - Misi penyelamatan tim sepak bola Moo Pa dan pelatihnya menjadi sorotan dunia. Kini, setelah nyawa mereka tak lagi terancam, faktor psikologis harus menjadi perhatian. Entah itu trauma karena berhari-hari terpendam 500 meter di bawah permukaan tanah maupun ketenaran yang datang tiba-tiba.

Dua belas remaja lelaki itu terlihat begitu ceria. Mimpi buruk yang baru saja mereka alami lenyap tak berbekas. Pengalaman dramatis yang menempatkan mereka di ambang hidup dan mati tidak berjejak lagi.

Anak-anak itu adalah anggota tim sepak bola Moo Pa yang terjebak di dalam Thum Luang Nang Non, Chiang Rai, sejak 23 Juni. Kini mereka terlihat segar. Dalam ruang isolasi Chiang Rai Prachanukroh Hospital itu, mereka saling goda dan bercanda. Sang asisten pelatih, Ekaphol Chantawong, yang terperangkap di perut gua bersama mereka pun tampak lega.

"Saya sudah sehat sekarang. Terima kasih telah menyelamatkan kami," ujar Prajak Sutham alias Note di video yang diputar dalam konferensi pers kemarin (14/7). Kondisi bocah 11 tahun itu jauh lebih baik sekarang. Demikian juga teman-temannya dan Ekaphol.

Dalam jumpa pers, Menteri Kesehatan Thailand Piyasakol Sakolsatayadorn mengatakan, ketika baru keluar dari gua, beberapa korban menunjukkan gejala pneumonia ringan. Tapi, kini kondisi mereka telah membaik. Jika tak ada perubahan rencana, mereka meninggalkan Chiang Rai Prachanukroh Hospital pada Kamis mendatang (19/7).

Dilansir Reuters, bobot para korban turun sekitar 2 kilogram setelah 18 hari terperangkap di perut gua. Beberapa di antara mereka bahkan berkurang hingga 5 kilogram. Tapi, kini berat badan mereka berangsur naik. Selera makannya juga mulai kembali normal.

"Saya ingin makan nasi dengan daging babi krispi dan nasi dengan lauk daging babi bumbu barbecue," kata Phiphat Photi, salah seorang korban. Beberapa lainnya mengatakan ingin makan sushi.

Mereka kini memang mulai boleh mengonsumsi makanan normal. Saat kali pertama tiba di RS, tim dokter membatasi dan mengontrol asupan nutrisi mereka. Mereka juga tidak boleh mengonsumsi makanan yang bertekstur kasar.

Misi penyelamatan tim sepak bola Moo Pa dan pelatihnya jadi sorotan dunia. Kini, setelah nyawa mereka tak lagi terancam, faktor psikologis harus jadi perhatian

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News