Langit Runtuh

Oleh Dahlan Iskan

Langit Runtuh
Dahlan Iskan (bertopi) di Beirut, Lebanon. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Bahan baku peledak itu sendiri berasal dari negara miskin pecahan Uni Soviet, Georgia. Lewat pelabuhannya yang di pantai Laut Hitam, Batuni.

Nama kapal tua itu bernama Rhosus. Itulah nama terakhir setelah berganti nama lebih dari 10 kali. Panjangnya 86 meter. Ukurannya 3.200 DWT.

Sebenarnya kapal itu buatan Jepang, tetapi memang sudah seharusnya disekrap. Itulah kapal angkutan umum dengan tempat barang di dua section.

Sebenarnya kapal tua ini tidak harus lewat Beirut. Tujuan akhirnya adalah Mozambique.

Berarti dari Batuni kapal itu seharusnya mengarungi Laut Hitam menuju Selat Bosporus di Istanbul. Lalu masuk Laut Marmara.

Masuk lagi Laut Tengah –menyusuri lepas pantai Izmir, Turki. Dari situ kapal ini bisa langsung menuju Terusan Suez. Lantas menyusuri lepas pantai timur Afrika. Tibalah di Mozambique.

Semestinya.

Nam un kapal itu tidak punya uang untuk membayar ongkos tol melewati Terusan Suez. Terusan ini dibangun sangat mahal oleh Inggris. Di tahun 1876. Sekarang dikuasai sepenuhnya oleh Mesir.

Hukum harus ditegakkan biarpun langit runtuh. Tujuh tahun setelah Kapal Rhosus sandar di Pelabuhan Beirut langit memang tidak runtuh. Beirut yang runtuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News