Lokalisasi Picu Penyebaran HIV/AIDS

Lokalisasi Picu Penyebaran HIV/AIDS
Lokalisasi Picu Penyebaran HIV/AIDS
Lebih lanjut dikatakan Endang, yang harus menjadi perhatian pemerintah dan komunitas peduli penderita HIV/AIDS yakni pengetahuan tentang penyakit ini lebih jelas. Faktanya, remaja usia 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan mengenai HIV/AIDS kurang dari 50 persen.

Endang menegaskan, pengetahuan HIV/ADIS dan IMS harus diberikan kepada masyarakat. Satu hal yang harus dimengerti masyarakat, bagaimana HIV/AIDS bisa tertular. Tegasnya, jika sudah tahu penyebab penularannya, bisa diantsipasi pencegahannya. Diketahui, presentase penularan HIV/AIDS pada laki-laki sekitar 20 persen. Jauh lebih besar penularan terhadap perempuan yakni 35 persen. 

"Makin maju daerah maka semakin rentan dengan perubahan gaya hidup. Rata-rata perubahan itu ke hal yang negatif. Inilah yang menjadi pekerjaan pemerintah untuk menjaga perubahan gaya hidup pada masyarakat. HIV/AIDS menjadi bom waktu yang tidak diketahui kapan meledaknya jika tidak ada antisipasi pemberantasannya," terang Endang.

Sementara itu Kepala Dinas Kesahatan Provinsi Bengkulu Bambang Suseno,  mengungkapkan, penyakit HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu belum menjadi penyakit yang dominan. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 2001, jika diakumulasikan hingga saat ini telah terjadi 296 kasus. Pada tahun 2010 lalu terjadi 48 kasus. Akan tetapi, kasus ini akan semakin serius jika tidak dilakukan upaya seperti pembukaan klinik IMS.

BENGKULU - Sekali lagi rencana pembukaan lokalisasi di Bengkulu mendapat penolakan. Secara tidak langsung Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News