Lokalisasi Picu Penyebaran HIV/AIDS

Lokalisasi Picu Penyebaran HIV/AIDS
Lokalisasi Picu Penyebaran HIV/AIDS
"Selama ini Provinsi Bengkulu hanya memiliki satu layanan terpadu untuk penyakit menular. Namun ia berharap pembukaan klinik IMS di KKP masih sebatas perpanjangan tangan dari RSMY. Semoga nantinya, ini akan menjadi klinik mandiri. Klinik seperti ini merupakan sebuah cara pencegahan HIV/AIDS," ungkap Bambang.

Berbeda dengan Bambang, versi LSM KIPAS memaparkan data Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Bengkulu sebanyak 467 kasus. Kasus ini mengalami peningkatan 24,6 persen tiap tahunnya. Data ini diperoleh dari kegiatan penjangkauan pada kelompok beresiko. "Data yang kami punya sangat jauh berbeda dengan versi dinas kesehatan. Kami bukan mempermasalahkan jumlahnya. Tapi jangan pernah dianggap sepele dengan jumlah yang mereka sebutkan kecil itu. Terpenting bagaimana peran pemerintah untuk menanggulangi penyakit ini," tegas Ketua LSM KIPAS, Ronald.

Ia mengharapkan, keberadaan klinik IMS dapat dimiliki oleh setiap puskesmas. Menurutnya, klinik ini sebagai sebuah cara strategis penanggulangan HIV/AIDS. "Kepedulian itu tidak dengan omongan saja atau dengan seremonial belaka. Tapi bagaimana pemerintah segera membuat program penanggulangan HIV/AIDS jangka panjang dan jangka pendek. Segera anggarkan di APBD buat komitmen lakukan dengan konsisten melibatkan semua lintas sektoral. Selama ini odha masih dikucilkan keberadaanya di tenga masyarakat. Odha hanya ingin mengajak masyarakat untuk memberantas HIV/AIDS. (adn/cuy)


BENGKULU - Sekali lagi rencana pembukaan lokalisasi di Bengkulu mendapat penolakan. Secara tidak langsung Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News