Mengemis di Perempatan Jalan demi Membeli Bolpoin

Mengemis di Perempatan Jalan demi Membeli Bolpoin
Mengemis di Perempatan Jalan demi Membeli Bolpoin
Namun, dia beberapa kali mendapatkan laporan dari istri-istri yang ditinggal suami kawin lagi. Suami mereka menikah lagi setelah menerima uang ganti rugi dari PT Lapindo Brantas. "Biasanya para suami ini mengambil uang tanpa setahu istrinya," tegas Suagustono.

Soal ganti rugi, tak sedikit pengusaha yang sampai sekarang belum mendapatkannya. Salah satunya Marcus Johny Rannu. Sebelum bencana lumpur terjadi, dia adalah pemilik PT Oriental Samudra Karya (Osaka), pabrik yang bergerak di bidang pengolahan kayu, rotan, dan pembuatan cat.

Begitu bencana terjadi, pabriknya pun ikut terkena serangan lumpur. Tapi, saat itu dia tak langsung menutup pabriknya. Johny masih berusaha mengoperasikan pabriknya hingga Desember 2006. "Waktu itu lumpur belum begitu tinggi, tapi sudah mengalir ke sana," katanya.

Saat itu Lapindo Brantas Inc meminta kepada Johny agar mengizinkan lahan di depan pabriknya dibangun tanggul. Dengan demikian, pabriknya berdiri di dalam dinding tanggul. Saat itu alasannya, mengantisipasi jika lumpur meluber dan mengenai warga sekitar.

EMPAT tahun lumpur Lapindo terus mengalir, selama itu pula berbagai problem sosial bermunculan. Ada kisah korban lumpur yang terpaksa mengemis dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News