Menikmati Kemacetan di Mandela Bridge

Catatan Dani Nur Subagiyo dari Bezvidenthout, Afsel

Menikmati Kemacetan di Mandela Bridge
JALANAN - Suasana di Jalan Maude, Johannesburg, dengan sebuah mobil bola yang tampak melintas, disambut kibaran bendera oleh warga sekitar. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
Setengah jam berlalu, saya masih separuh dari perjalanan ke Bezvidenthout. Mau tidak mau, saya dipaksa menikmati kemacetan yang sudah sering saya temui di Indonesia. Bedanya dengan di Afsel hanya lalu lintas kendaraannya lebih tertib dan tidak banyak kendaraan umum yang menyerobot.

Di tengah kemacetan, saya terhibur dengan beberapa pemandangan menarik yang dilewati sepanjang perjalanan. Antara lain ada sepasang muda-mudi di sana yang berpelukan dan berciuman di pinggir jalan. Keduanya seakan ingin menghilangkan rasa capek dan stres karena kemacetan.

Taksi yang membawa saya lalu melewati Nelson Mandela Bridge, yakni sebuah jembatan kabel terpanjang di Afsel. Di salah satu sisi, masih ada sedikit perbaikan di jembatan yang dibangun tujuh tahun lalu dan memiliki panjang 284 meter itu. Antrean mobil pun semakin padat dan merayap.

Lewat dari Mandela Bridge, supir taksi dibuat kebingungan dengan lokasi penginapan saya. Sekalipun sudah menggunakan panduan GPS, saya harus memutari jalanan sempit yang gelap dan turun naik. Saya lalu berinisiatif menelepon Faieeza untuk memberi panduan rumahnya. Si supir taksi pun akhirnya paham.

HARI keempat (8/6) di Afsel, rombongan Jawa Pos pindah penginapan. Itu karena jatah di The Westford, hotel kami selama tiga hari awal, berakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News