Menjelang Pemilu 2024, Partai X Bersama IAPSC dan YKKR Gelar Acara Doa untuk Indonesia
Dia menilai kepemimpinan nasional ditafsirkan secara tidak etis sebagai kekuasaan individual.
Negara dan seluruh kekayaan di dalamnya yang sejatinya milik seluruh rakyat, menurut Erick Karya, direduksi seolah-olah hanya menjadi milik sekelompok orang.
“Kekuasaan nasional terkesan dikelola secara individual untuk kepentingan pribadi dan kelompok,” ujar Erick.
Padahal dalam negara republik, lanjut dia, birokrasi didesain mengabdi kepada rakyat dan negara yang diterjemahkan melalui undang-undang.
Hal ini diselewengkan dengan memaknai birokrasi sebagai pegawai pemerintah, seperti halnya ambtenaar di zaman Hindia Belanda, yang melayani kekuasaan.
Sedemikian dalamnya penyelewengan kekuasaan itu, sampai-sampai negarawan sekelas Gus Mus mengubah sebuah sajak berjudul 'Republik Rasa Kerajaan' untuk menandai kesesatan ini.
Di sisi lain, ada arus berlawanan yang ingin menghentikan praktik-praktik, seperti dengan cara mengganti rezim.
Namun, mengganti rezim lama tidak pernah bisa menjamin bahwa rezim baru tidak akan terjebak pada hal yang sama.
Partai X bersama IAPSC dan YKKR menggelar acara Doa untuk Indonesia sebagai simbol kristalisasi semua harapan terkait penyelenggaraan Pemilu 2024
- Yorrys Anggap Sinergisitas Antarpejabat Bisa Menjawab Tantangan di Papua
- Kejaksaan Eksekusi Terpidana Pelanggaran Pemilu 2024
- PPP Punya Bukti, 190 Ribu Suara Partai Hilang di Papua Tengah
- Kekuatan dan Ketenangan Hati Gibran di Tengah Pandangan Merendahkan
- Pengamat Ini Sebut Jokowi dan SBY Mentor Andal Prabowo
- Persiapan Pilkada 2024, PPP Siap Berkolaborasi dengan Parpol Lain