Modal Hanya Rp 500 Ribu, Kini Omzet Ratusan Juta per Bulan

Modal Hanya Rp 500 Ribu, Kini Omzet Ratusan Juta per Bulan
SUKSES: Andhi Hertanto saat melayani warga yang membeli jamur tiram segar hasil budidayanya di pameran Tani Nusantara beberapa waktu lalu. Foto: Lukamanul Hakim/Radar Lombok/JPNN.com

Kini, usaha jamur tiram Andhi tidak hanya memasok kebutuhan pasar di Provinsi NTB dengan 30 mitra, namun juga sudah merambah hingga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Permintaan untuk kebutuhan jamur tiram hasil budi daya baik itu bibit jamur tiram , baglog jamur tiram, juga dilayani oleh Andhi dengan membuat lembaga usaha bernama Prima Budaya Jamur.

Seiring permintaan yang cukup tinggi dari berbagai daerah, Andhi juga tak lupa mengolah jamur tiram sebagai produk pangan olahan yang berbahan baku dari jamur tiram. 

Seperti pangan olahan keripik jamur tiram, jelly jamur tiram dan pangan olahan lainnya.

Saat ini, Andhi melibatkan sedikitnya 15 orang tenaga kerja yang merupakan masyarakat sekitar di Desa Pemepek. 

Mereka juga diajarkan bagaimana cara budidaya jamur tiram hingga membantu proses pemasarannya. 

Pria kelahiran 18 Oktober tahun 1978 in, aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat atau yang  tergabung dalam kelompok bagaimana teknik budidaya jamur tiram sehingga menghasilkan pundi-pundi keuntungan yang bernilai ekonomi tinggi. 

Hitung-hitungan Andhi jika melihat jumlah penduduk di NTB sebanyak 4,5 juta, maka anggap saja ada yang bisa menggapai pasar sebanyak 1 juta penduduk, maka sudah berapa nilai ekonomi yang bisa didapatkan dari berbisnis budidaya bibit jamur, jamur segar hingga mengolahan jamur menjadi berbagai penganan kue dan makanan bernilai tinggi.

ANDHI Hertanto mulai melakukan budi daya jamur tiram pada tahun 2008 di Dusun Kebun Sirih, Desa Pemepek, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News