Mukiyo dan Mukidi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mukiyo dan Mukidi
Ilustrasi, warga membuat mural di Ciampea, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu. Foto: Ricardo

Bagaimana dengan Mukiyo, siapa dia? Tidak ada sumber yang bisa menjadi rujukan untuk melacak asal muasal Mukiyo.

Sangat mungkin nama itu dikaitkan dengan nama umum di Jawa Timur yang biasanya menunjukkan strata sosial menengah ke bawah.

Ungkapan Gombal Mukiyo sering muncul dalam dialog-dialog humor di pementasan ludruk, dan nama Mukiyo biasanya menunjukkan peran seorang pembantu.

Dalam praktik komunikasi publik, ungkapan itu menjadi frasa yang dikaitkan dengan apa saja yang dianggap mengecewakan. Seorang politisi yang berbicara tanpa bukti disebut sebagai politisi Gombal Mukiyo.

Seorang pemimpin yang hanya mementingkan urusannya sendiri, tetapi selalu mengatasnamakan rakyat, disebut sebagai pemimpin Gombal Mukiyo.

Nama Mukiyo belakangan ini sudah jarang disebut. Nama itu sudah kalah populer dengan nama baru seperti Mukidi, misalnya.

Sama dengan Mukiyo, Mukidi sama-sama misterius asal-usulnya. Biasanya, Mukidi diasosiasikan dengan seseorang yang suka melakukan tindakan konyol.

Mukidi digambarkan sebagai seseorang yang berwajah lugu, seperti kebanyakan masyarakat desa, tetapi tingkah lakunya sering nyeleneh dan mengundang tawa.

Nama Mukiyo belakangan ini sudah jarang disebut, kalah populer dengan nama seperti Mukidi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News