Observasi Kru Kapal Diamond Princess Akan Dipisah dengan Kru Kapal World Dream

Observasi Kru Kapal Diamond Princess Akan Dipisah dengan Kru Kapal World Dream
Kapal pesiar Diamond Princess tempat ditemukannya sejumlah kasus virus corona. Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 68 kru Kapal Diamond Princess yang sedang dalam proses evakuasi akan diobservasi di Pulau Sebaru Kecil Kepulauan Seribu, DKI Jakarta selama 28 hari masa inkubasi.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto observasi terhadap kru kapal Diamond Princess akan dipisah dengan 188 WNI World Dream.

"Kan Sebaru itu ada delapan gedung yang terpisah-pisah, nanti kita siapkan satu gedung untuk mereka," kata Yurianto di Jakarta, Sabtu (29/2).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Jumat (28/2) petang telah melepas tim evakuasi 68 WNI di Kapal Diamond Princess Yokohama Jepang dengan menggunakan pesawat milik Garuda Indonesia. Yurianto memperkirakan tim evakuasi dengan para WNI akan tiba di Tanah Air pada Senin (2/3) dini hari.

Dia menyebut pesawat tersebut tidak akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten dikarenakan kepadatan penumpang di bandara tersebut.

Yurianto menyebutkan pemerintah masih mendiskusikan alternatif pendaratan pesawat antara Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dan Bandara Udara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Selanjutnya para WNI dan tim evakuasi akan dijemput oleh bus milik TNI dan menuju Pulau Sebaru Kecil dengan menggunakan KRI dr Soeharso. Para WNI tersebut akan menjalani pemeriksaan kesehatan di KRI dr Soeharso dan juga pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.

KRI dr Soeharso akan bersiaga di perairan Kepulauan Seribu sebagai rumah sakit rujukan selama para WNI menjalani masa observasi kesehatan di Pulau Sebaru Kecil selama 28 hari. KRI dr Soeharso yang juga disebut RS Apung dr Soeharso memiliki berbagai fasilitas kesehatan yang lengkap seperti ICU, ruang isolasi, laboratorium dan lainnya sebagaimana standar rumah sakit.

Pemerintah masih mendiskusikan alternatif pendaratan pesawat antara Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dan Bandara Udara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News