PDAM Menyusut, 30 Desa Alami Kekeringan Parah

PDAM Menyusut, 30 Desa Alami Kekeringan Parah
Bantuan air bersih di wilayah kekeringan. Foto: JPG/Pojokpitu

''Biasanya bisa empat keran sekaligus. Sekarang dinyalakan dua keran saja lamanya minta ampun,'' tuturnya.

Diakui, tidak ada alat ukur penghitung volume air yang tersisa. Namun, dia memperkirakan persediaan air bersih turun hingga 60 persen.

Penghitungan itu berdasar rentang waktu pengisian. ''Dalam kondisi normal, satu mobil tangki membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit. Sekarang dinyalakan dua saja bisa setengah jam baru penuh,'' urainya.

Menurut Tukimun, mobil tangki kapasitas 8.500 liter paling banyak mengisi air di PDAM Gentong.

Selama kemarau ini sehari rata-rata seratus 100 mobil tangki yang menyedot air dari PDAM itu.

''Selain untuk kebutuhan lokal, banyak yang dikirim ke luar daerah,'' papar Tukimun, lantas mengungkapkan bahwa tarif sekali pengisian Rp 35 ribu.

Dampak menyusutnya debit air PDAM Gentong juga dirasakan Bayu Irwanto, salah seorang sopir mobil tangki.

Warga Desa Gentong, Paron, itu mengatakan bahwa pada hari biasa dirinya bisa enam kali mengambil air untuk dipasok ke beberapa daerah.

Ribuan warga di 30 desa mengalami krisis air bersih akibat makin berkurangnya volume air di PDAM.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News