Pemilu Timor Leste Bangkitkan Memori Kelam Masa Penjajahan

Pemilu Timor Leste Bangkitkan Memori Kelam Masa Penjajahan
Armanda Ferriera disiksa ketika masih muda. (ABC News: Mitchell Woolnough)

Tapi masa depan mereka sebagian besar ada di tangan para pemuda Timor,  yang  berjumlah sekitar 75 persen dari populasi pemilih.

Untuk kelompok usia ini, para analis mengatakan, perlu ada rencana yang kuat untuk meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan pendidikan. Hal ini menjadi lebih ketimbang sebelum kemerdekaan Timor Leste.

Timor Leste memiliki masalah kemiskinan, pengangguran dan standar kesehatan dan pendidikan yang buruk.

Banyak anak muda terpaksa pindah ke Australia, Korea Selatan, dan Eropa untuk mencari pekerjaan.

"Saya datang ke sini untuk berpartisipasi dalam kampanye ini karena saya tahu bahwa CNRT memiliki masa depan yang cerah bagi para pelajar dan mereka memiliki rencana besar untuk studi kami," kata Fabrizio Noronha, pemilih pemula.

Pekan lalu, musik dan tarian digelar setiap hari, dan orang-orang terlihat mengibarkan bendera dan membunyikan klakson.

Bahkan seekor "buaya Fretilin" dapat terlihat di tengah-tengah kampanye.

"Pemilu di Timor-Leste seperti pesta besar," kata Andrea Fahey, analis politik Timor Leste dari Australian National University.

Armanda Ferriera mengaku pernah disandera, diperkosa, dan dipukuli dengan kejam oleh pasukan Indonesia yang disebutnya menjajah Timor-Leste.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News