Penyesalan Panggung

Oleh: Dahlan Iskan

Penyesalan Panggung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Saya akan tinggal di Malang sampai urusan ini selesai," katanya.

Antok, Anda sudah tahu: tokoh yang dianggap preman Blok M Jakarta. Ia asli Malang. Setiap Arema main di Jakarta, selalu ia tampung di Blok M. Ia tokoh sentral Aremania di Jakarta.

Pada dasarnya Antok itu seniman. Sejak di sekolah teknik negeri (setingkat SMP) ia sudah pegang gitar. Tetapi juga sering berkelahi. Dan selalu menang.

Ia lanjut ke STM di Bangkalan, ikut kakaknya yang jadi guru di Madura. Masih aktif bergitar. Kian aktif berkelahi. Tak terkalahkan.

Hanya sebentar kuliah di teknik sipil ITN Malang, Antok merantau ke Jakarta. Tanpa tujuan. Tanpa tempat tinggal. "Saya tidur di Masjid Mutia. Selama satu tahun," katanya.

Setelah itu ia ngamen di Blok M. Saat itulah gitar salah satu pengamen hancur. Dirusak preman yang minta uang pada anak itu.

Sebagai sesama pengamen, Antok mencari siapa yang sok jagoan berani merusak gitar pengamen itu. Ketemu. Ia hajar. Mulailah para preman Blok M tunduk pada Antok.

Ia pun membentuk Kelompok Pengamen Jakarta (KPJ) yang terkenal itu. Pengamen pun bersatu. Aman.

The New York Time, koran paling bergengsi di dunia, juga begitu menyudutkan polisi Indonesia. Anggaran pembelian gas air mata diungkap di situ.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News