Pilih Opsi Pelat Hitam Haram Nikmati BBM
Kamis, 25 November 2010 – 07:57 WIB

Pilih Opsi Pelat Hitam Haram Nikmati BBM
’’Ingat lho, kita harus berani melangkah, mulai melangkah. Apakah akan sempurna? Belum tentu. Tapi kita (harus) mulai melangkah. Kalau tidak, akan terlalu besar dampak BBM bersubsidi (terhadap keuangan negara) kalau (volumenya) meningkat. Kalau meningkat 10 persen saja, itu sudah Rp 10 triliun. Itu ekuivalen dengan berapa sekolah?’’ ujarnya.
Baca Juga:
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H Legowo menambahkan, jika seluruh mobil pelat hitam dilarang membeli BBM bersubsidi, maka dapat menghemat BBM sebesar 11 juta kiloliter (kl). Sementara jika opsi hanya mobil dengan tahun pembuatan 2005 ke atas yang dilarang, maka penghematan dapat mencapai 8 juta kl. Seperti apa nanti pelaksanaannya di lapangan?
Menurut Evita, pemerintah telah memiliki beberapa skenario, tergantung opsi yang nantinya disetujui DPR. Pada tahap awal, penghematan BBM bersubsidi ini akan dilakukan di kota besar. Kota mana yang dipilih, Evita enggan menyebutkan. Namun, lanjut dia, Pulau Jawa dan Bali merupakan daerah paling banyak menggunakan BBM bersubsidi yakni sekitar 60 persen dari total kuota.
Sementara itu, Pertamina mengharapkan mekanismenya dibuat semudah mungkin. ’’Kami masih belum tahu mekanisme yang digunakan. Tapi, kan ada dua opsi. Kami menyarankan pilih yang mudah diimplementasikan, baik bagi penjual maupun masyarakat,’’ kata VP Corporate Communication Pertamina M. Harun kemarin (24/11). ’’(Di antara semua opsi itu) tentu yang lebih mudah pelaksanannya, semua kendaraan pelat hitam tidak mendapatkan BBM bersubsidi,’’ lanjut dia.
JAKARTA -- Pemerintah masih intensif menggodok opsi mana yang bakal diterapkan dalam kebijakan pembatasan BBM bersubsidi yang diberlakukan mulai
BERITA TERKAIT
- Pertamina Sebut Realisasi BBM Subsisi Triwulan I 2025 Sesuai Kuota
- Tingkatkan Daya Saing, Rendang Gadih Kini Punya Fasilitas Produksi Baru
- Kinerja Membaik, Waskita Dinilai Jauh dari Potensi Delisting
- Libur Waisak 2025, Daop 8 Surabaya Menyiapkan 6 Kereta Tambahan, Ini Datanya
- Bamsoet Sebut Indonesia Punya Potensi Besar Jadi Pusat Ekonomi Digital Berbasis Kripto
- Bea Cukai Teluk Nibung Dukung Ekspor Perdana 126,6 Ton Kelapa Asal Tanjungbalai ke Thailand