Saling Tantang di Grup WhatsApp, Banjir Darah

Saling Tantang di Grup WhatsApp, Banjir Darah
Korban IAD menjalani perawatan di RSUD Buleleng. Dia mengalami luka serius karena dibacok teman sendiri. Foto: I Putu Mardika/Bali Express

Merasa khawatir, Darmayasa pun mencoba menghubungi Kadek T. Dalam percakapan melalui telepon itu, Kadek T mengaku menerima permintaan maaf dari korban yang disampaikan oleh Darmayasa.

"Pelaku ini tidak ikut gabung reunian dengan anak saya di Banyupoh. Ya, posisi anak saya dan Kadek T terpisah. Anak saya di Banyupoh, sedangkan Kadek T di Sanggalangit," jelasnya.

Pulang dari reunian di Banyupoh, korban bersama salah seorang teman sekolah bernama Rizki berinisiatif menemui terduga pelaku Kadek T untuk meminta maaf.

Apes, rupanya maksud baik korban meminta maaf malah memantik emosi terduga pelaku Kadek T hingga insiden penganiayaan berdarah itu pun tak terelakkan.

"Anak saya bilang, Kadek T itu sudah dilihat bawa sajam. Tidak ada komunikasi apa pun, Kadek T langsung menyerang anak saya yang masih berada di atas motor. Serangan membabi buta," terangnya.

Darmayasa mengaku, selama ini hubungan pertemanan anaknya dan Kadek T terbilang sangat baik. Bahkan keduanya kerap kumpul bareng.

"Sempat tanya anak, katanya tidak pernah ada masalah dengan Kadek T. Kalau sudah begini, semuanya saya serahkan kepada pihak berwajib," jelasnya.

Terpisah, Kapolsek Gerokgak, Kompol Made Widana mengaku, sudah melakukan penyelidikan atas kasus penganiayaan yang melibatkan dua pelajar satu sekolah yang masih di bawah umur ini. Ia menyebut kasus penganiayaan ini bermula dari sebuah pesan grup WA.

Berawal saling tantang di grup WhatsApp, seorang pelajar dibacok hingga terkapar oleh rekannya sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News