Sandal Tua

Oleh: Dahlan Iskan

Sandal Tua
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Telapak terasa nyaman. Di halaman tadi saya menapak di atas marmer. Di dalam masjid ini saya menapak di atas karpet yang empuk.

Ternyata saya ketemu pagar menyekat lagi. Pagar itu seperti terbuat dari hardboard. Mengintip dari pagar itu pun tidak bisa. Saya salat lagi di situ.

Kanan juga penyekat. Kiri penyekat. Hanya ada satu jalan kembali: pintu masuk yang tadi.

Saya pun kembali menyusuri halaman yang luas itu. Ke arah yang berbeda. Sampai ke depan makam Baqi'.

Saya lihat di halaman dekat makam ini begitu banyak jamaah berdiri. Antre. Di situlah rupanya lokasi antre masuk Raudhah.

Halaman depan Baqi' ini dibarikade. Agar hanya yang memegang izin yang akan lolos. Yang sudah lolos bisa berjalan ke bagian lain halaman masjid.

Yakni halaman antara antrean tadi dan pintu masjid yang dekat ke Raudhah. Begitu luas halaman yang dikosongkan. Sebagai zona transit menuju pintu masjid. Hanya dari pintu yang satu ini orang bisa ke Raudhah.

Kini ibadah sudah harus berizin. Ini sebenarnya bagian dari manajemen ibadah. Tanpa manajemen, doa bisa jadi dosa: berebut posisi.

COVID telah mengubah Madinah. Ada aturan baru masuk Raudhah. Aturan selama pandemi diteruskan. Kini untuk masuk Raudhah harus punya izin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News